:) :) :) :) :) :) :) :)
Blog ini masih dalam taraf perbaikan!

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Topi Berpikir



Sebuh konsep tentang pemikiran dan berpikir muncul dari salah satu pemikir dunia. Ini didasarkan pada sikap manusia dalam mengambil sebuah keputusan. Terkadang manusia memiliki kecenderungan untuk hanya memandang dari satu sisi dalam mengambil sebuah keputusan yang penting. Dari sanalah konsep ini muncul.



Konsep "Enam Topi Berpikir" ditemukan oleh Dr. Edward de Bono, seorang penulis, pemikir, konsutan asal Malta.



Menurutnya setiap insan manusia pada dasarnya memiliki kemampuan dimana mereka menggunakan keenam jenis topi berpikir ini.


Seorang Chief Executif di sebuah perusahaan besar akan memakai satu jenis topi tertentu ketika sedang memerintah bawahannya, namun di sisi lain ia akan melepas topi tersebut dan menggunakan jenis topi yang lain ketika sedang bercengkrama dengan anak-anaknya di rumah.





Keenam topi berpikir ini, mengajarkan kepada kita bagaimana menggunaka pikiran kita dengan sangat optimal di dalan suatu keadaan tertentu. Kita akan mengenakan jenis topi tertentu ketika sedang duduk sebagai seorang saksi di pengadilan, dan kemudian mengenakan topi lain setelah proses peradilan itu selesaa.



Keenam topi berpikir itu dapat dijelaskan sebagai berikut:


  1. Topi Berpikir Putih : Seperti namanya, ketika anda mengenakan topi berpikir putih, kita akan memandang sesuatu hal secara murni (pure) dari sisi fakta yang ada. Putih adalah warna yang netral. Jadi, inti dari topi berpikir putih adalah berpikir sesuai kenyataan yang ada. Tak ada opini individu di dalamnya.

  2. Topi Berpikir Merah : Merah melambangkan Emosi, keberanian, dan instuisi. Dengan mengenakan topi berpikir merah kita bebas mengekspresikan emosi, naluri, kecurigaan, ketidaksukaan, dan kita selalu memikirkan reaksi dari sesuatu.

  3. Topi Berpikir Hitam : Pemikiran topi hitam, selalu memikirkan sesuatu yang sifatnya negatif, mengapa sesuatu tidak bisa terjadi, menilai sesuatu yang negatif. Bukan perasaan negatifnya, tapi memandang sesuatu yang negatif (kekurangan). Perasaan negatif adalah topi berpikir merah. Seorang pengacara akan mengenakan topi berpikir hitam ini di pengadilan.

  4. Topi Berpikir Kuning : Ini adalah kebalikan dari topi hitam. Topi berpikir kuning, selalu memandang sisi positif sesuatu. Kuning memang melambangkan keceriaan, sinar matahari, optimistik, dan pikiran konstuktif.


  5. Topi Berpikir Hijau : Topi berpikir hijau ini sangat baik digunakan dalam mencari solusi kreatif dalam menyelesaikan suatu masalah. Topi berpikir hijau penuh dengan kreatifitas, menumbuhkan sesuatu bibit baru.

  6. Topi Berpikir Biru : Berpikir dengan topi biru memikirkan berpikir itu sendiri. Ia adalah kebijaksanaan, mengontrol sesuatu yang lain, kejernihan, dan tranparansi. Seorang pemimpin orkestra harus memakai topi biru dalam mengatur kelompoknya.


Nah, seseorang dapat memakai keenam topi berpikir itu secara bergantian di dalam detik-detik penting kehidupannya. Kebijaksanaan yang luar biasa yang harus kita pelajari adalah bagaimana membawa naga besar (otak) kita menentukan topi yang mana yang paling cocok untuk suatu keadaan tertentu, sehingga kita mencapai kebahagiaan yang hakiki di setiap detik kehidupan kita. baca artikel saya tentang kebahagiaan di sini




Keenam topi berpikir ini, bukanlah berarti jenis topi yang satu lebih baik dari topi yang lainnya. Masing-masing menjadi terbaik untuk suatu jenis keadaan tertentu.



Jadi, jenis topi yang mana yang anda gunakan untuk membaca tulisan ini?



Salam Sukses!

read more

Nasehat & Pesan KH. Ahmad Dahlan

 


Tulisan di Papan Tulis Dekat Tempat Tidur KH. Ahmad Dahlan


 


Tulisan ditulis dengan berbahasa arab yang artinya:


 


Hai Dahlan, sungguh di depanmu pasti kau lihat perkara yang lebih besar dan mematikan, mungkin engkau selamat atau sebaliknya akan tewas.


Hai Dahlan, bayangkan kau sedang berada di dunia ini sedirian beserta Allah dan dimukamu ada kematian, pengadilan amal, surga, dan neraka. Coba kau piker, mana yang paling mendekati dirimu selain kematian. Mereka yang menyukai dunia bisa memperoleh dunia walaupun tanpa sekolah. Sementara yang sekolah dengan sungguh-sungguh karena mencintai akhirat ternyata tidak pernah naik kelas. Gambaran ini melukiskan orang-orang yang celaka di dunia dan akhirat sebagai akibat dari tidak bisa mengekang hawa-nafsunya. Apakah kau tidak bisa melihat orang-orang yang mempertuhankan hawa nafsu?”



 


 


Sumber:


Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.


 


 











KH. Ahmad Dahlan: Semangat Ber-Muhammadiyah


25 November 2008 pukul 17:12 | Ditulis dalam Nasehat & Wasiat KH. Ahmad Dahlan | Tinggalkan sebuah Komentar


 


KH. Ahmad Dahlan: Semangat Ber-Muhammadiyah



 


KH. Ahmad Dahlan Berkata:


“Mengapa engkau begitu bersemangat saat mendirikan rumahmu agar cepat selesai, sedangkan gedung untuk keperluan persyarikatan Muhammadiyah tidak engkau perhatikan dan tidak segera diselesaikan?”


 


Sumber:


Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.


 










Nasehat KH. Ahmad Dahlan: Kewajiban Setiap Manusia


25 November 2008 pukul 17:10 | Ditulis dalam Nasehat & Wasiat KH. Ahmad Dahlan | Tinggalkan sebuah Komentar



 


Nasehat KH. Ahmad Dahlan: Kewajiban Setiap Manusia


 


Aku ini sudah tua, berusia lanjut, kekuatanku pun sudah sangat terbatas. Tapi, aku tetap memaksakan diri memenuhi kewajibanku beramal, bekerja, dan berjuang untuk menegakkan dan menjunjung tinggi perintah tuhan. Aku sangat yakin seyakin-yakinnya bahwa memperbaiki urusan yang terlanjur salah dan disalahgunakan atau diselewengkan adalah merupakan kewajiban setiap manusia, terutama kewajiban umat Islam.”


 


Sumber:


Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.











KH. Ahmad Dahlan: Muhammadiyah Untuk Semua


25 November 2008 pukul 17:08 | Ditulis dalam Nasehat & Wasiat KH. Ahmad Dahlan | Tinggalkan sebuah Komentar



 


KH. Ahmad Dahlan: Muhammadiyah Untuk Semua


 


Menjaga dan memelihara Muhammadiyah bukanlah suatu perkara yang mudah. Karena itu aku senantiasa berdoa setiap saat hingga saat-saat terakhir aku akan menghadap kepada Illahi Rabbi. Aku juga berdoa berkat dan keridlaan serta limpahan rahmat karunia Illahi agar Muhammadiyah tetap maju dan bisa memberikan manfaat bagi seluruh ummat manusia sepanjang sejarah dari zaman ke zaman.”


 


Sumber:


Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.


 











KH. Ahmad Dahlan: Teruslah Menuntut Ilmu Pengetahuan & Kembali Kepada Muhammadiyah


25 November 2008 pukul 17:06 | Ditulis dalam Nasehat & Wasiat KH. Ahmad Dahlan | Tinggalkan sebuah Komentar



 


KH. Ahmad Dahlan: Teruslah Menuntut Ilmu Pengetahuan & Kembali Kepada Muhammadiyah


 


“Muhammadiyah pada masa sekarang ini berbeda dengan Muhammadiyah pada masa mendatang. Karena itu hendaklah warga muda-mudi Muhammadiyah hendaklah terus menjalani dan menempuh pendidikan serta menuntut ilmu pengetahuan (dan teknologi) di mana dank e mana saja. Menjadilah dokter sesudah itu kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah master, insinyur, dan (propesional) lalu kembalilah kepada Muhammadiyah sesudah itu.”


 


Sumber:


Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.











KH. Ahmad Dahlan: Kutitipkan Muhammadiyah


25 November 2008 pukul 17:05 | Ditulis dalam Nasehat & Wasiat KH. Ahmad Dahlan | 1 Komentar



 


KH. Ahmad Dahlan: Kutitipkan Muhammadiyah


 


KH. Ahmad Dahlan berkata:


Mengingat keadaan tubuhku kiranya aku tidak lama lagi akan meninggalkan anak-anakku semua sedangkan aku tidak memiliki harta benda yang bisa kutinggalkan kepadamu. Aku hanya memiliki Muhammadiyah yang akan kuwariskan kepadamu sekalian.”


 


“Karena itu, aku titipkan Muhammadiyah ini kepadamu sekalian dengan penuh harapan agar engkau sekalian mau memelihara dan menjaga Muhammadiyah itu dengan sepenuh hati agar Muhammadiyah bisa terus berkembang selamanya.”


 


Sumber:



Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.










KH. Ahmad Dahlan: Kuberi Nama Muhammadiyah


25 November 2008 pukul 17:02 | Ditulis dalam Nasehat & Wasiat KH. Ahmad Dahlan | Tinggalkan sebuah Komentar



 


KH. Ahmad Dahlan: Kuberi Nama Muhammadiyah


 


“Usaha berjuang dan beramal tersebut aku lakukan dengan mendirikan persyarikatan yang aku beri nama Muhammadiyah. Dengan itu aku berharap kepada seluruh umat yang berjiwa Islam akan selalu tetap mencintai junjungan Nabi Muhammad dengan mengamalkan segala tuntunan dan perintahnya.”


 


Sumber:


Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.











Khittah KH. Ahmad Dahlan


25 November 2008 pukul 17:00 | Ditulis dalam Nasehat & Wasiat KH. Ahmad Dahlan | Tinggalkan sebuah Komentar



 


Khittah KH. Ahmad Dahlan


 




  1. Tidak Menduakan Muhammadiyah dengan organisasi lain;




  2. tidak dendam, tidak marah, dan tidak sakit hati jika dicela dan dikritik;




  3. tidak sombang dan tidak berbesar hati jika menerima pujian;





  4. tidak jubria (ujub, kikir, dan ria);




  5. Mengorbankan harta benda, pikiran, dan tenaga dengan hati ikhlas dan murni;




  6. bersungguh hati terhadap pendirian.




 


Sumber:



Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.










Kemunduran Ummat Menurut KH. Ahmad Dahlan


25 November 2008 pukul 16:58 | Ditulis dalam Nasehat & Wasiat KH. Ahmad Dahlan | Tinggalkan sebuah Komentar



 


Kemunduran Ummat Menurut KH. Ahmad Dahlan


 


Menurut pendapat KH. Ahmad Dahlan, kemunduran umat Islam karena sebagian besar umat Islam terlalu jauh meninggalkan ajaran Islam. Selain itu disebabkan pula oleh kemerosotan akhlak sehingga penuh ketakutan seperti kambing dan tidak lagi memiliki keberanian seperti harimau. KH. Ahmad Dahlan berkata:


Karena itu, aku terus memperbanyak amal dan berjuang bersama anak-anakku sekalian untuk menegakkan akhlak dan moral yang sudah bengkok. Kusadari bahwa menegakkan akhlak dan moral serta berbagai persoalan Islam yang sudah bengkok memang merupakan tugas berat dan sulit.”


 


Lalu beliau melanjutkan:


Namun demikian, jika kita terus bekerta dengan rajin disertai kesungguhan, kemauan keras, dan kesadaran tugas yang tinggi, maka insya Allah tuhan akan memberi jalan dan pertolongan-Nya akan segera tiba.”



 


Sumber:


Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.


 










KH. Ahmad Dahlan: Jangan Tergesa-gesa Menyanggupi Suatu Tugas



25 November 2008 pukul 16:56 | Ditulis dalam Nasehat & Wasiat KH. Ahmad Dahlan | Tinggalkan sebuah Komentar


 


KH. Ahmad Dahlan: Jangan Tergesa-gesa Menyanggupi Suatu Tugas


 


KH. Ahmad Dahlan berkata:



Hendaklah setiap warga Muhammadiyah jangan tergesa-gesa menyanggupi suatu tugas yang ditetapkan oleh sidang persyarikatan. Telitilah terlebih dahulu keputusan siding yang menetapkan engkau untuk melakukan suatu tugas apakah pemenuhan tugas itu bersamaan dengan tugas yang telah engkau sanggupi sebelumnya. Jika itu terjadi, hendaklah kau permudah memenuhi tugas dalam waktu yang tidak bersamaan dengan tugas lainnya, agar engkau tidak mudah mempermainkan keputusan sidang dengan hanya mengirimkan surat atau memberi tahu ketika mendapati waktu pemenuhan tugas itu bersamaan dengan tugas lainnya yang telah engkau snggupi sebelumnya.”


 


Sumber:


Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.


 











KH. Ahmad Dahlan: Jangan Gampang Memperebutkan Tanah


25 November 2008 pukul 16:54 | Ditulis dalam Nasehat & Wasiat KH. Ahmad Dahlan | Tinggalkan sebuah Komentar


 



KH. Ahmad Dahlan: Jangan Gampang Memperebutkan Tanah


 


KH. Ahmad Dahlan Berkata:


“Hendaklah engkau tidak gampang melibatkan diri dalam perebutan tanah sehingga bertengkar dan berselisih, apalagi bertengkar dan berselisih di muka pengadilan. Jika itu engkau lakukan, maka Allah akan menjauhkanmu memperoleh rejeki dari tuhan.”


 


Sumber:


Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.










KH. Ahmad Dahlan: Dokter Untuk Kaum Perempuan


25 November 2008 pukul 16:52 | Ditulis dalam Nasehat & Wasiat KH. Ahmad Dahlan | Tinggalkan sebuah Komentar



 


KH. Ahmad Dahlan: Dokter Untuk Kaum Perempuan


 


Suatu ketika, KH. Ahmad Dahlan bertanya kepada anak-anak muda perempuan Muhammadiyah, “Apakah kamu tidak malu jika auratmu dilihat kaum lelaki?” Anak-anak muda perempuan itu serentak menjawab bahwa mereka akan malu sekali jika hal itu terjadi. Kiai lalu berkata: “jika kau malu, mengapa jika kau sakit lalu pergi ke dokter laki-laki, apalagi ketika hendak melahirkan anak. Jika kau memang benar-benar malu, hendaknya kau terus belajar dan belajar dan jadilah dokter sehingga akan ada dokter perempuan untuk kaum perempuan!”


 


Sumber:



Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.


 










KH. Ahmad Dahlan: Anak Muda Muhammadiyah akan Tersebar Ke Seluruh Dunia


25 November 2008 pukul 16:50 | Ditulis dalam Nasehat & Wasiat KH. Ahmad Dahlan | Tinggalkan sebuah Komentar



 


KH. Ahmad Dahlan: Anak Muda Muhammadiyah akan Tersebar Ke Seluruh Dunia


 


KH. Ahmad Dahlan Berkata:


“Di masa yang akan datang, anak-anak warga Muhammadiyah tidak hanya akan tersebar di seantero tanah air, tapi akan tersebar ke seluruh dunia. Penyebaran anak-anak muda Muhammadiyah tersebut juga bukan semata-mata karena tugas keilmuan, melainkan juga akibat hubungan perkawinan.”


 


Sumber:


Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.











KH. Ahmad Dahlan: Alasan Tidak Memenuhi Tugas


25 November 2008 pukul 16:48 | Ditulis dalam Nasehat & Wasiat KH. Ahmad Dahlan | Tinggalkan sebuah Komentar



 


KH. Ahmad Dahlan: Alasan Tidak Memenuhi Tugas


 


KH. Ahmad Dahlan berkata:


Jika engkau meminta izin tidak melakukan suatu pekerjaan yang telah ditetapkan oleh suatu keputusan sidang persyarikatan seperti untuk bertabligh, janganlah engkau meminta izin kepadaku, tapi memintalah izin kepada Tuhan dengan mengemukakan alasan-alasan. Beranikah engkau mempertanggungjawabkan tindakanmu itu kepada-Nya?”


 


Jika engkau meminta izin tidak memenuhi tugas tersebut karena alasan tidak mampu, maka beruntunglah engkau! Aku akan mengajarkan kepadamu bagaimana memenuhi tugas tersebut. Tapi, jika engkau meminta izin tidak memenuhi tugas tersebut hanya karena sekedar enggan, maka tiadalah orang yang bisa mengatasi seseorang yang memang tidak mau memenuhi tugas. Janganlah persoalan rumah tangga dijadikan halangan memenuhi tugas kemasyarakatan!”



 


Sumber:


Mulkhan, Munir, Prof. Dr. SU. 2007. Pesan dan Kisah Kiai Ahmad Dahlan dalam Hikmah Muhammadiyah. Yogyakarta: Penerbit Suara Muhammadiyah.


 





read more

Galery kegiatan

  • Seminar:
















































































































































    border="0">








  • ALBUM _______:












  • ALBUM _______:












  • ALBUM _______:












  • ALBUM _______:












  • ALBUM _______:












  • ALBUM _______:











  • read more
     
    Powered By Blogger | Portal Design By Vikas bhardwaj's Blog