:) :) :) :) :) :) :) :)
Blog ini masih dalam taraf perbaikan!

بِسْمِ اﷲِالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

Ipmawan Sujud Semedi

Ipmawan Sujud Semedi
==========================================




Foto Saya
Tentang Ipmawan Sujud Semedi : ...........................
...........................................................
...........................................................
...........................................................
...........................................................
...........................................................
Halaman ini masih dalam proses perbaikan, harap maklum.
Tks.


..................
read more

ALBUM IPM





























Maaf spoiler ini belum diisi. yang lain dulu ya?



Spoiler:





Spoiler belum di isi, yang lain dulu












Maaf spoiler ini belum diisi. yang lain dulu ya?



Spoiler:





Spoiler belum di isi, yang lain dulu







read more

Ipmawan Imam Bahid Sholikin

Ipmawan Nova Suharyanto
==========================================



Foto Saya
Tentang Imam Bahid Sholikin : ...........................
...........................................................
...........................................................
...........................................................
...........................................................
...........................................................
Halaman ini masih dalam proses perbaikan, harap maklum.
Tks.


..................
read more

Ipmawan Nova Suharyanto

Ipmawan Nova Suharyanto
==========================================



Foto Saya
Tentang Rahmatdi : ...........................
...........................................................
...........................................................
...........................................................
...........................................................
...........................................................
Halaman ini masih dalam proses perbaikan, harap maklum.
Tks.


..................
read more

Ipmawan Rahmatdi

Ipmawan Rahmatdi
==========================================



Foto Saya
Tentang Rahmatdi : ...........................
...........................................................
...........................................................
...........................................................
...........................................................
...........................................................
Halaman ini masih dalam proses perbaikan, harap maklum.
Tks.


..................
read more

selayang pandang

Selayang Pandang


PC IPM Wedi............


Halaman ini masih dalam proses perbaikan, harap maklum.
Tks.


..................
read more

Maksud dan Tujuan IPM

“Terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia,  dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarntya.”


(Anggaran Dasar IPM Pasal 6)



Visi IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah)

Terwujudnya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil

dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam sehingga

terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.


Misi IPM  (Ikatan Pelajar Muhammadiyah)
1.  Memperjuangkan nilai-nilai Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin.


2. Meningkatkan kapasitas kepemimpinan pelajar muslim melalui kaderisasi, pendampingan, dan advokasi.

3.  Meningkatkan kesadaran pelajar tentang ilmu pengetahuan, keterampilan dan tekhnologi.

4.  Mengembangkan potensi pelajar muslim guna membentuk masyarakat muslim yang sebenar-benarnya.
read more

Bidang Keuangan

Periode 2007-2009
Bidang Keuangan
==========================================


Ketua Bidang Keuangan :

Sekertaris Bidang Keuangan :

Anggota :





Adapun Program Kerjanya meliputi :




read more

Bidang Kesekretariatan

Periode 2007-2009
Bidang Kesekretariatan
==========================================


Ketua Bidang Kesekretariatan :

Sekertaris Bidang Kesekretariatan :

Anggota :





Adapun Program Kerjanya meliputi :




read more

Bidang ASKO

Periode 2007-2009
Bidang ASKO
==========================================


Ketua Bidang ASKO :

Sekertaris Bidang ASKO :

Anggota :





Adapun Program Kerjanya meliputi :




read more

Bidang PIP

Periode 2007-2009
Bidang PIP
==========================================


Ketua Bidang PIP :

Sekertaris Bidang PIP :

Anggota :





Adapun Program Kerjanya meliputi :




read more

Bidang SDI

Periode 2007-2009
Bidang SDI
==========================================


Ketua Bidang SDI :

Sekertaris Bidang SDI :

Anggota :





Adapun Program Kerjanya meliputi :




read more

Bid. Perkaderan

Periode 2007-2009
Bidang Perkaderan
==========================================



Ketua Bid. Perkaderan :

Sekertaris Bid. Perkaderan :

Anggota :







Adapun Program Kerjanya meliputi :





read more

Bidang Kepemimpinan

Periode 2007-2009
Bidang Kepemimpinan
==========================================


Ketua Bid. Kepemimpinan :

Adapun Program Kerjanya meliputi :
read more

susunan personalia

Personalia PC IPM Kec. Wedi



Ketua umum : Rahmatdi



Katua Bidang Pengkaderan :

Ketua Bidang SDI : Nova Suharyanto

Ketua Bidang PIP :

Ketua Bidang ASBO : Imam Bahid Sholikin

Ketua Bidang Advokasi :







Sekretaris Umum :

Sekretaris Bidang Pengkaderan :

Sekretaris Bidang KDI :

Sekretaris Bidang PIP :

Sekretaris Bidang ASBO :

Sekretaris Bidang Advokasi :



Bendahara Umum :



ANGGOTA BIDANG



Anggota Bidang Pengkaderan :







Anggota Bidang KDI :








Anggota Bidang PIP :







Anggota Bidang ASBO :









Anggota Bidang Advokasi :




read more

Muhammadiyah

Muhammadiyah


Muhammadiyah didirikan di Kampung Kauman Yogyakarta, pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 Nopember 1912 oleh seorang yang bernama Muhammad Darwis, kemudian dikenal dengan KHA Dahlan .

Beliau adalah pegawai kesultanan Kraton Yogyakarta sebagai seorang Khatib dan sebagai pedagang. Melihat keadaan ummat Islam pada waktu itu dalam keadaan jumud, beku dan penuh dengan amalan-amalan yang bersifat mistik, beliau tergerak hatinya untuk mengajak mereka kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya berdasarkan Qur`an dan Hadist. Oleh karena itu beliau memberikan pengertian keagamaan dirumahnya ditengah kesibukannya sebagai Khatib dan para pedagang.

Mula-mula ajaran ini ditolak, namun berkat ketekunan dan kesabarannya, akhirnya mendapat sambutan dari keluarga dan teman dekatnya. Profesinya sebagai pedagang sangat mendukung ajakan beliau, sehingga dalam waktu singkat ajakannya menyebar ke luar kampung Kauman bahkan sampai ke luar daerah dan ke luar pulau Jawa. Untuk mengorganisir kegiatan tersebut maka didirikan Persyarikatan Muhammadiyah. Dan kini Muhammadiyah telah ada diseluruh pelosok tanah air.

Disamping memberikan pelajaran/pengetahuannya kepada laki-laki, beliau juga memberi pelajaran kepada kaum Ibu muda dalam forum pengajian yang disebut "Sidratul Muntaha". Pada siang hari pelajaran untuk anak-anak laki-laki dan perempuan. Pada malam hari untuk anak-anak yang telah dewasa.

Disamping memberikan kegiatan kepada laki-laki, pengajian kepada ibu-ibu dan anak-anak, beliau juga mendirikan sekolah-sekolah. Tahun 1913 sampai tahun 1918 beliau telah mendirikan sekolah dasar sejumlah 5 buah, tahun 1919 mendirikan Hooge School Muhammadiyah ialah sekolah lanjutan. Tahun 1921 diganti namnaya menjadi Kweek School Muhammadiyah, tahun 1923, dipecah menjadi dua, laki-laki sendiri perempuan sendiri, dan akhirnya pada tahun 1930 namnaya dirubah menjadi Mu`allimin dan Mu`allimat.

Muhammadiyah mendirikan organisasi untuk kaum perempuan dengan Nama 'Aisyiyah yang disitulah Istri KH. A. Dahlan, Nyi Walidah Ahmad Dahlan berperan serta aktif dan sempat juga menjadi pemimpinnya.

KH A Dahlan memimpin Muhammadiyah dari tahun 1912 hingga tahun 1922 dimana saat itu masih menggunakan sistem permusyawaratan rapat tahunan. Pada rapat tahun ke 11, Pemimpin Muhammadiyah dipegang oleh KH Ibrahim yang kemudian memegang Muhammadiyah hingga tahun 1934.Rapat Tahunan itu sendiri kemudian berubah menjadi Konggres Tahunan pada tahun 1926 yang di kemudian hari berubah menjadi Muktamar tiga tahunan dan seperti saat ini Menjadi Muktamar 5 tahunan.




Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang mengemban misi dakwah amar ma’ruf nahi munkar dan tajdid, berasaskan Islam, bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah, dengan maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah sesuai jatidirinya senantiasa istiqamah untuk menunjukkan komitmen yang tinggi dalam memajukan kehidupan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan sebagai wujud ikhtiar menyebarluaskan Islam yang bercorak rahmatan lil-‘alamin. Misi kerisalahan dan kerahmatan yang diemban Muhammadiyah tersebut secara nyata diwujudkan melalui berbagai kiprahnya dalam pengembangan amal usaha, program, dan kegiatan yang sebesar-besarnya membawa pada kemaslahatan hidup di dunia dan akhirat bagi seluruh umat manusia di muka bumi ini.


Muhammadiyah merupakan sebuah persyarikatan dengan sistem jam’iyah (organisasi), jama’ah dan imamah dalam mewujudkan gerakan dan mencapai tujuannya. Dakwah amar ma’ruf nahi munkar Muhammadiyah kepada perorangan yang sudah Islam bersifat pembaharuan, yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli-murni, kembali kepada Alquran dan sunnah, bersih dari syirik, bid’ah dan khurafat, sedangkan kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk Islam. Dakwah amar ma’ruf nahi munkar Muhammadiyah kepada masyarakat bersifat perbaikan (islah), pemberdayaan, bimbingan dan peringatan.


Muhammadiyah dalam melakukan kiprahnya di berbagai bidang kehidupan untuk kemajuan umat, bangsa, dan dunia kemanusiaan dilandasi oleh keyakinan dan pemahaman keagamaan bahwa Islam sebagai ajaran yang membawa misi kebenaran Ilahiah harus didakwahkan sehingga menjadi rahmatan lil-‘alamin di muka bumi ini. Bahwa Islam sebagai Wahyu Allah yang dibawa para Rasul hingga Rasul akhir zaman Muhammad SAW., adalah ajaran yang mengandung hidayah, penyerahan diri, rahmat, kemaslahatan, keselamatan, dan kebahagiaan hidup umat manusia di dunia dan akhirat. Keyakinan dan paham Islam yang fundamental itu diaktualisasikan oleh Muhammadiyah dalam bentuk gerakan Islam yang menjalankan misi dakwah dan tajdid untuk kemaslahatan hidup seluruh umat manusia.
Misi dakwah Muhammadiyah yang mendasar itu merupakan perwujudan dari semangat awal Persyarikatan ini sejak didirikannya yang dijiwai oleh pesan Allah dalam Al-Quran Surat Ali-Imran 104, yang artinya: ”Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yang beruntung”. Kewajiban dan panggilan dakwah yang luhur itu menjadi komitmen utama Muhammadiyah sebagai ikhtiar untuk menjadi kekuatan Khaira Ummah sekaligus dalam membangun masyarakat Islam yang ideal seperti itu sebagaimana pesan Allah dalam Al-Quran Surat Ali-Imran ayat 110, yang artinya: ”Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”. Dengan merujuk pada Firman Allah dalam Al-Quran Surat Ali Imran 104 dan 110, Muhammadiyah menyebarluaskan ajaran Islam yang komprehensif dan multiaspek itu melalui dakwah untuk mengajak pada kebaikan (Islam), al-amr bi al-ma’ruf wa al-nahy ‘an al-munkar (mengajak kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar), sehingga umat manusia memperoleh keberuntungan lahir dan batin dalam kehidupan ini. Dakwah yang demikian mengandung makna bahwa Islam sebagai ajaran selalu bersifat tranformasional, yakni dakwah yang membawa perubahan yang bersifat kemajuan, kebaikan, kebenaran, keadilan, dan nilai-nilai keutamaan lainnya untuk kemaslahatan serta keselamatan hidup umat manusia tanpa membeda-bedakan ras, suku, golongan, agama, dan lain-lain.


Dalam pandangan Muhammadiyah, bahwa masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang menjadi tujuan gerakan merupakan wujud aktualisasi ajaran Islam dalam struktur kehidupan kolektif manusia yang memiliki corak masyarakat tengahan (ummatan wasatha) yang berkemajuan baik dalam wujud sistem nilai sosial-budaya, sistem sosial, dan lingkungan fisik yang dibangunnya. Masyarakat Islam adalah masyarakat yang memiliki keseimbangan antara kehidupan lahiriah dan batiniah, rasionalitas dan spiritualitas, aqidah dan muamalat, individual dan sosial, duniawi dan ukhrawi, sekaligus menampilkan corak masyarakat yang mengamalkan nilai-nilai keadilan, kejujuran, kesejahteraan, kerjasama, kerjakeras, kedisiplinan, dan keunggulan dalam segala lapangan kehidupan. Dalam menghadapi dinamika kehidupan, masyarakat Islam semacam itu selalu bersedia bekerjasama dan berlomba-lomba dalam segala kebaikan di tengah persaingan pasar-bebas di segala lapangan kehidupan dalam semangat ”berjuang menghadapi tantangan” (al-jihad li al-muwajjahat) lebih dari sekadar ”berjuang melawan musuh” (al-jihad li al-mu’aradhah). Masyarakat Islam yang dicita-citakan Muhammadiyah memiliki kesamaan karakter dengan masyarakat madani, yaitu masyarakat kewargaan (civil-society) yang memiliki keyakinan yang dijiwai nilai-nilai Ilahiah, demokratis, berkeadilan, otonom, berkemajuan, dan berakhlak-mulia (al-akhlaq al-karimah). Masyarakat Islam yang semacam itu berperan sebagai syuhada ‘ala al-nas di tengah berbagai pergumulan hidup masyarakat dunia. Karena itu, masyarakat Islam yang sebenar-benarnya yang bercorak ”madaniyah” tersebut senantiasa menjadi masyarakat yang serba unggul atau utama (khaira ummah) dibandingkan dengan masyarakat lainnya. Keunggulan kualitas tersebut ditunjukkan oleh kemampuan penguasaan atas nilai-nilai dasar dan kemajuan dalam kebudayaan dan peradaban umat manusia, yaitu nilai-nilai ruhani (spiritualitas), nilai-nilai pengetahuan (ilmu pengetahuan dan teknologi), nilai-nilai materi (ekonomi), nilai-nilai kekuasaan (politik), nilai-nilai keindahan (kesenian), nilai-nilai normatif berperilaku (hukum), dan nilai-nilai kemasyarakatan (budaya) yang lebih berkualitas. Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya bahkan senantiasa memiliki kepedulian tinggi terhadap kelangsungan ekologis (lingkungan hidup) dan kualitas martabat hidup manusia baik laki-laki maupun perempuan dalam relasi-relasi yang menjunjungtinggi kemaslahatan, keadilan, dan serba kebajikan hidup. Masyarakat Islam yang demikian juga senantiasa menjauhkan diri dari perilaku yang membawa pada kerusakan (fasad fi al-ardh), kedhaliman, dan hal-hal lain yang bersifat menghancurkan kehidupan.

sumber : www.muhammadiyah.or.id

read more

Aisyiyah

Aisyiyah


SEJARAH AISYIYAH


Sejak mendirikan Muhammadiyah, KH. Ahmad Dahlan sangat memperhatikan pembinaan terhadap wanita. Untuk pertama anak-anak wanita yang benar-benar mendapat pengemblengan dan dipersiapkan supaya nanti dapat dijadikan pengurus dalam wanitanya Muhammadiyah, ada enam orang, yaitu :
1. Siti Bariyah
2. Siti Dawimah
3. Siti Dalalah
4. Siti Busyro (puteri beliau sendiri)
5. Siti Wadingah
6. Siti Badilah Zuber



Meskipun mereka masih anak-anak yang paling tinggi usianya baru 15 tahun tetapi mereka sudah diajak memikirkan soal-soal kemasyarakatan.
Sebelum `Aisyiyah secara kongkret terbentuk, sifat gerakan pembinaan wanita itu baru merupakan kelompok anak-anak yang senang berkumpul kemudian diberi bimbingan oleh KH.Ahmad Dahlan dan Nyai Ahmad Dahlan dengan pelajaran agama. Kelompok anak-anak ini belum merupakan suatu organisasi, tetapi kelompok anak-anak yang diberi pengajian.


Disamping para gadis, orang-orang wanita yang sudah tuapun menjadi perhatian beliau. Karena ajaran dalam agama Islam tidak diperkenankan mengabaikan wanita. Mengingat pentingnya peranan wanita yang harus mendapatkan tempat yang layak, Nyai Dahlan bersama-sama KH Ahmad Dahlan mendirikan kelompok pengajian wanita yang anggotanya terdiri dari para gadis-gadis dan orang-orang wanita yang sudah tua.


Dalam perkembangannya kelompok pengajian wanita itu diberi nama SAPA TRESNA. Sapa Tresna ini belum berupa organisasi, tetapi hanya suatu gerakan pengajian saja. Maka untuk memberikan suatu nama yang kongkrit menjadi suatu perkumpulan, KH Mokhtar mengadakan pertemuan dengan KH Ahmad Dahlan yang juga dihadiri oleh KH Fachruddin dan Ki Bagus Hadikusumo serta pengurus Muhammadiyah lainnya di rumah Nyai Ahmad Dahlan.


Waktu memberikan nama perkumpulan itu diusulkan nama FATIMAH, tetapi nama itu tidak diterima rapat. Kemudian oleh KH Fahrodin dicetuskan nama `AISYIYAH. Rupa-rupanya nama inilah yang paling tepat sebagai organisasi wanita baru itu. Mengapa nama Aisyiyah itu dipandang tepat, karena diharapkan perjuangan perkumpulan itu meniru perjuangan `Aisyah isteri Nabi Muhammad SAW yang selalu membantu berdakwah. Setelah secara aklamasi perkumpulan itu diberi nama `Aisyiyah, kemudian diadakan upacara peresmian.


Upacara peresmian itu waktunya bersama-sama dengan peringatan isro` mi`roj Nabi Muhammad SAW pada tanggal 27 Rajab 1335 H yang bertepatan dengan tanggal 19 Mei 1917 M yang diadakan oleh Muhammadiyah untuk yang pertama kalinya. Tempat duduk murid-murid yang wanita dan kaum ibu dipisahkan dengan kelambu berwarna merah jambu. Adapun yang bertindak sebagai pembuka kelambu pada upacara itu ialah KH Mokhtar.


Susunan pengurus `Aisyiyah hasil kesepakatan dalam pembentukan telah ditetapkan sebagai berikut :
Siti Bariyah, ketua
Siti Badilah, Penulis
Siti Aminah Harowi, Bendahari
Ny. H. Abdullah, Pembantu
Ny. Fatimah Wasool, Pembantu
Siti Dalalah, Pembantu
Siti Wadingah. Pembantu
Siti Dawimah, Pembantu
Siti Busyro, Pembantu



Selanjutnya KH Mokhtar memberi bimbingan administrasi dan organisasi, sedang untuk bimbingan jiwa keagamaannya dibimbing langsung oleh KH Ahmad Dahlan.
Setelah pengurus `Aisyiyah secara resmi terbentuk. KH Ahmad Dahlan memberikan bekal perjuangan sebagai berikut :
a. Dengan keiklasan hati menunaikan tugasnya sebagai wanita Islam sesuai dengan bakat dan kecakapannya, tidak menghendaki sanjung puji dan tidak mundur selangkah karena dicela.
b. Penuh keinsyafan bahwa beramal itu harus berilmu
c. Jangan mengadakan alasan yang tidak dianggap sah oleh Tuhan Allah hanya untuk menghindari suatu tugas yang diserahkan
d. Membulatkan tekad untuk membela kesucian agama Islam
e. Menjaga persaudaraan dan kesatuan kawan sekerja dan seperjuangan



sumber : muhammadiyahjawatengah
read more

TSPM


Tapak Suci

Tapak suci merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang beranggotakan pesilat-pesilat di lingkungan Muhammadiyah. Organisasi ini didirikan pada tanggal 10 Rabiul Awwal 13 83 H bertepatan dengan 13 Juli 1963 M. Tujuan organisasi ini adalah mendidik serta membina ketangkasan dan keterampilan pencak silat sebagai seni beladiri Indonesia, memelihara kemurnian pencak silat sebagai seni beladiri Indonesia yang sesuai dan tidak menyimpang dari ajaran Islam sebagai budaya bangsa yang luhur dan bermoral, serta mendidik dan membina anggota untuk menjadi kader Muhammadiyah. Melalui seni beladiri, tapak suci mengamalkan dakwah amar ma'ruf nahi munkar dalam usaha mempertinggi ketahanan nasional.


Tradisi pencak silat sudah berurat-berakar di kalangan masyarakat Indonesia sejak lama. Sebagaimana seni beladiri di negara-negara lain, pencak silat yang merupakan seni beladiri khas Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yang dikembangkan untuk mewujudkan identitas. Demikian pula bahwa seni beladiri pencak silat di Indonesia juga beragam dan memiliki ciri khas masing-masing.


Tapak Suci sebagai salah satu varian seni beladiri pencak silat juga memiliki ciri khas yang bisa menunjukkan identitas yang kuat. Ciri khas tersebut dikembangkan melalui proses panjang dalam akar sejarah yang dilaluinya.


Berawal dari aliran pencak silat Banjaran di Pesantren Binorong Banjarnegara pada tahun 1872, aliran ini kemudian berkembang menjadi perguruan seni bela diri di Kauman Yogyakarta karena perpindahan guru (pendekarnya), yaitu KH. Busyro Syuhada, akibat gerakan perlawanan bersenjata yang dilakukannya sehingga ia menjadi sasaran penangkapan yang dilakukan rezim kolonial Belanda. Di Kauman inilah pendekar KH. Busyro Syuhada mendapatkan murid-murid yang tangguh dan sanggup mewarisi keahliannya dalam seni pencak silat. Perguruan seni pencak silat ini didirikan pada tahun 1925 dan diberi nama Perguruan cik auman yang dipimpin langsung oleh Pendekar M.A Wahib dan Pendekar A. Dimyati, yaitu dua orang murid yang tangguh dari KH. Busyro Syuhada. Perguruan ini memiliki landasan agama dan kebangsaan yang kuat. Perguruan ini menegaskan seluruh pengikutnya untuk bebas dari syirik (menyekutukan Tuhan) dan mengab-dikan perguruan untuk perjuangan agama dan bangsa.


Perguruan Cikauman banyak melahirkan pendekar-pendekar muda yang akhirnya mengembangkan cabang perguruan untuk memperluas jangkauan yang lebih luas dengan nama Perguruan Seranoman pada tahun 1930. Perkembangan kedua perguruan ini semakin hari semakin pesat dengan pertambahan murid yang cukup banyak. Murid-murid dari perguruan ini kemudian banyak menjadi anggota Laskar Angkatan Perang Sabil (APS) untuk melawan penjajah, dan banyak yang gugur dalam perlawanan bersenjata.


Lahirnya pendekar-pendekar muda hasil didikan perguruan Cikauman dan Seranoman memungkinkan untuk mendirikan perguruan-perguruan baru, yang di antaranya ialah Perguruan Kasegu pada tahun 1951. Atas desakan murid-murid dari Perguruan Kasegu inilah inisiatif untuk menggabungkan semua perguruan silat yang sealiran dimulai. Pada tahun 1963, desakan itu semakin kuat, namun mendapatkan tentangan dari para ulama Kauman dan para pendekar tua yang merasa terlangkahi. Dengan pendekatan yang intensif dan dengan pertimbangan bahwa harus ada kekuatan fisik yang dimiliki ummat Islam menghadapi kekuatan komunis yang melakukan provokasi terhadap ummat Islam, maka gagasan untuk menyatukan kembali kekuatan-kekuatan perguruan yang terserak ke dalam satu kekuatan perguruan dimulai. Seluruh perangkat organisasional dipersiapkan, dan akhirnya disepakati untuk menggabungkan kembali kekuatan-kekuatan perguruan yang terserak ke dalam satu kekuatan perguruan, yaitu mendirikan Perguruan Tapak Suci pada tanggal 31 Juli 1960 yang merupakan keberlanjutan sejarah dari perguruan-perguruan sebelumnya.


Pada perkembangan selanjutnya, Perguruan Tapak Suci yang berkedudukan di Yogyakarta akhirnya berkembang di Yogyakarta dan daerah-daerah lainnya. Setelah meletusnya pemberontakan G30 S/PKI, pada tahun 1966 diselenggarakan Konferensi Nasional I Tapak Suci yang dihadiri oleh para utusan Perguruan Tapak Suci yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Pada saat itulah berhasil dirumuskan pemantapan organisasi secara nasional, dan Perguruan Tapak Suci dikem-bangkan lagi namanya menjadi Gerakan dan Lembaga Perguruan Seni Beladiri Indonesia Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Dan pada sidang tanwir Muham-madiyah tahun 1967, Tapak Suci Putera Muhammadiyah ditetapkan menjadi organisasi otonom di lingkungan Muhammadiyah, karena Tapak Suci Putera Muham-madiyah juga mampu dijadikan wadah pengkaderan Muhammadiyah.




 




sumber : muhammadiyahjawatengah
read more

hw


Hizbul Wathan

Sekilas Perjalanan Kepanduan Hisbul Wathan



  1. Didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan pada tahun 1918.

  2. Dilarang bergerak oleh pemerintah pendudukan Jepang dalam perang dunia II tahun 1942-1945.

  3. Bangkit kembali seusai perang kemerdekaan tahun 1951.

  4. Dilebur dalam Pramuka tahun 1961, dengan Kepres no. 238 tahun 1961.

  5. Dibangkitkan kembali oleh PP Muhammadiyah sebagai Ortom pada tanggal 18 November 1999 dalam era reformasi.



Jatidiri Kepanduan Hisbul Wathan



A. Identitas Kepanduan Hizbul Wathan



  • Kepanduan Hizbul Wathan adalah sistem pendidikan anak, remaja dan pemuda, di luar lingkungan keluarga dan sekolah, dalam membentuk warga masyarakat islami yang berguna dan berakhlak mulia, dengan metode kepanduan.

  • Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah organisasi otonom Muhammadiyah, yang mengkhususkan pendidikan anak, remaja dan pemuda menjadi warga masyarakat yang mandiiri dan berakhlak mulia, dengan metode kepanduan yang islami.




B. Sifat Kepanduan Hizbul Wathan (HW)


     Kepanduan HW mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:



  • Terbuka, artinya dapat meneima siapa saja yang memenuhi syarat menjadi anggota.

  • Sukarela, artinya tidak ada paksaan atau perintah untuk menjadi anggota.

  • Nasional, artinya diperuntukkan bagi bangsa Indonesia, bergerak di bumi Indonesia dalam rangka mencerfdaskan bangsa.

  • Islami, sebagai salah satu dari organisasi otonom Muhammadiyah, yang mengemban misi dan visi persyarikatan.




C. Ciri khas Kepanduan Hizbul Wathan


     Ciri khas Kepanduan HW, ditandai dari prinsip dasar dan  metode pendidikan:


      1.  Prinsip Dasar yang harus dipatuhi adalah:



  • Pengamalan akidah islamiyah.


  • Pembentukan dan pembinaan akhlak mulia  menurut     ajaran Islam.

  • Pengamalan Kode Kehormatan Pandu.

  • Pendidikan di luar lingkungan keluarga dan sekolah.

  • Satuan dan kegiatan terpisah antara putera dan puteri.

  • Tidak terkait dan berorientasi kepada partai politik atau golongan  tertentu.



      2. Metode Pendidikan yang diterapkan adalah:



  • Kegiatan dilakukan di alam terbuka.

  • Pendidikan dengan metode yang menarik, menyenangkan dan menantang.

  • Pemberdayaan anak didik dengan penerapan sistem beregu.

  • Penggunaan sistem kenaikan tingkat dan tanda kecakapan.




D. Kode Kehormatan Pandu


Kode kehormatan pandu terdiri dari Janji Pandu dan Undang undang Pandu; yang masing-masing dibedakan antara pandu Athfal dan pandu Pengenal/Penghela/Penuntun.


     1. Janji Pandu



  • Janji Pandu  Athfal

  • Janji Pandu Pengenal/Penghela/Penuntun


      2. Undang-undang




  • Undang-undang Pandu Athfal

  • Undang-undang Pandu Pengenal/Penghela/Penuntun


E. Lambang dan Simbol Kepanduan Hizbul Wathan



  • Lambang Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah lingkaran matahari bersinar 12 dengan inisial HW di tengahnya.

  • Simbol Gerakan Hizbul Wathan adalah sekuntum bunga melati yang dibawahnya ada pita bertuliskan Fastabiqul Khairat dalam huruf Arab, bermakna berlomba-lomba dalam kebajikan.

  • Sinar Matahari sebanyak dua belas yang di dalamnya terdapat inisial HW  bermakna bahwa setiap pandu HW diharapkan mampu memancarkan sinar pribadi muslim sehari penuh kepada masyarakat, bangsa dan negara.


  • Kuncup melati dengan daun mahkota berwarna putih bermakna suci, berjumlah lima helai bermakna rukun Islam. Daun kelopak berjumlah enam helai (tampak tiga) bermakna rukun Iman, dan dua helai daun bermakna dua kalimat syahadat.


F. Bendera Kepanduan Hizbul Wathan



  • Bendera resmi Gerakan Kepanduan HW berbentuk kain empat persegi panjang, lebar dan panjang bendera berbanding dua dan tiga. Di dalamnya terdapat enam strip berwarna hijau dan lima strip berwarna kuning. Di sudut sebelah kiri atas terdapat lambang HW, berwarna putih di atas persegi panjang warna hijau dengan ukuran lebar sepertiga lebar bendera dan ukuran panjang sepertiga panjang bendera.

  • Strip hijau berjumlah enam bermakna rukun Iman dan strip kuning berjumlah lima bermakna rukun Islam.

  • Ukuran bendera resmi sama untuk seluruh tingkat dan satuan, yaitu 90 cm x 135 cm.

  • Bendera Suku Penghela, Pasukan Pengenal dan Rumpun Athfal, serta bendera Regu Pengenal dan Kuntum Athfal disesuaikan dengan ciri khas dan kebanggaan masing-masing. Ketentuan lebih rinci dijelaskan dalam Surat Ketetapan dari Kwartir Pusat dan dalam Buku Peraturan Dasar.


G. Pakaian Seragam Pandu Hizbul Wathan



1.  Pengertian Pakaian seragam


 Pakaian seragam adalah pakaian resmi pandu HW yang  dikenakan oleh setiap anggotanya sebagai salah satu identitas  organisasi dengan fungsi, criteria dan tata cara pemakaian tertentu.


2. Fungsi pakaian seragam pandu HW adalah:



  • Sebagai identitas


  • Sebagai penguat jiwa korsa

  • Sebagai daya tarik

  • Sebagai motivasi pengendalian disiplin

  • Sebagai jalinan kebersamaan

  • Sebagai cerminan kerapihan

  • Sebagai barang kenang-kenangan


3. Kriteria Pakaian Seragam



  • Memiliki estetika (seni dan keindahan)


  • Menarik untuk mayoritas peserta didik dan anggota.

  • Cocok dan mendukung  kegiatan di lapangan.

  • Sederhana tapi anggun, praktis dan mudah pengadaannya

  • Paduan warna harmonis dan mengandung makna.

  • Memenuhi norma masyarakat dan agama

  • Mencirikan jati diri organisasi dan belum digunakan oleh organisasi lain.


4. Tata Tertib Pakaian Seragam HW



Pemakaian seragam baku pada saat yg ditentukan  harus utuh selengkapnya. Cara pemakaiannya harus tertib sesuai dengan norma dan ketentuan yang berlaku. Saat pemakaian seragam ditentukan sbb.:



  • Upacara resmi dan pertemuan kepanduan HW

  • Upacara kenegaraan, untuk mewakili HW

  • Latihan HW rutin, khusus, perkemahan dls.

  • Upacara di lingkungan Muhammadiyah.

  • Upacara pemakaman tokoh nasional / Muh.


5.  Dilarang pemakaian seragam untuk kepentingan  parta, golongan, famili, kelompok dan perorangan.





H. Atribut Pandu Hizbul Wathan


Pengertian Atribut


Atribut adalah tanda-tanda yg dikenakan  oleh anggota pandu, untuk  menunjukkan jabatan, jenjang  tingkat kecakapan, satuan  dan daerah.


Fungsi Atribut




  • Menunjang identitas

  • Menandakan status dan posisi

  • Menunjukkan prestasi kerja

  • Menimbulkan kebanggaan

  • Menandakan tingkatan

  • Menjadi kenang-kenangan.

  • Kriteria Atribut yang baik

  • Memenuhi estetika dan seni/keindahan


  • Anggun dan menunjang wibawa

  • Sederhana, mudah dibuat dan murah.

  • Simbul-simbulnya bermakna

  • Belum dimiliki organisasi lain.


I.  Hymne dan Mars Hizbul Wathan



  • Hymne Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan adalah HIZBUL WATHAN PANDUKU

  • Mars Kepanduan Hizbul Wathan adalah MARS HIZBUL WATHAN.


  • Hymne dan Mars, seta penggunaannya dijelaskan dalam Buku Peraturan Dasar.






sumber : muhammadiyahjawatengah
read more

IMM


Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah organisasi otonom Muhammadiyah yang beranggotakan seluruh mahasiswa yang berada di lingkungan Muhammadyah. Organisasi ini didirikan pada tanggal 19 Syawal 1384 H bertepatan dengan 14 Maret 1964 M. Tujuan organisasi ini adalah mengusahakan terbentuknya akademisi muslim, cakap, terampil dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.



BADAN PIMPINAN HARIAN DEWAN PIMPINAN DAERAH
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH (DPD IMM)
PROPINSI JAWA TENGAH
Periode 2008-2010

 

 




















































































 Ketua Umum
 : Zaedi Basiturrozak
 Kabid. Organisasi : Akhirudin Subkhi
 Kabid. Kader : Hariyanto
 Kabid. Keilmuan : Mohammad Fakhrial Aulia
 Kabid. Hikmah : Mohammad Arifin
 Kabid. Sosial Ekonomi
 : Heri Susanto
 Kabid. Immawati : Siti Muflikhatul Hidayah
  
 Sekretaris Umum : Dhoni Iftitah Kurniawati
 Sekbid. Organisasi : Tri Joko
 Sekbid. Kader : Azizah Ariani
 Sekbid. Keilmuan : A. Qahar Mudzakkir
 Sekbid. Hikmah : Zaenal Arifin
 Sekbid. Sosial Ekonomi : Andro Kartono
 Sekbid. Immawati : Srihartanti
  
 Bendahara Umum : Muslih
 Wakil Bendahara : Ruwah Isnaini Desi Arinda




sumber : muhammadiyahjawatengah
read more

NA


Nasyiyatul Aisyiyah

Nasyiyatul Aisyiyah adalah organisasi otonom Muhammadiyah, merupakan gerakan putri Islam yang bergerak di bidang keperempuanan, kemasyarakatan dan keagamaan. Nasyiyatul Aisyiyah didirikan di Yogyakarta pada tanggal 28 Dzulhijjah 1349 H bertepatan dengan 16 Mei 1931 M. Tujuan organisasi ini adalah terbentuknya pribadi putri Islam yang berarti bagi keluarga, negara, bangsa dan agama menuju terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Anggota Nasyiyatul Aisyiyah adalah putri Islam, warga negara Indonesia yang berusia 17-40 tahun dan menyetujui serta mendukung tujuan organisasi. Semboyan Nasyiyatul Aisyiyah adalah "ALBIRRU MANITTAQAA" yang artinya kebaikan adalahbagi siapa yang bertaqwa dan berbakti kepada Allah.


Berdirinya Nasyi'atul Aisyiyah (NA) juga tidak bisa dilepaskan kaitannya dengan rentang sejarah Muhammadiyah sendiri yang sangat memperhatikan keberlangsungan kader penerus perjuangan. Muhammadiyah dalam membangun ummat memerlukan kader-kader yang tangguh yang akan meneruskan estafet perjuangan dari para pendahulu di lingkungan Muhammadiyah.


Gagasan mendirikan NA sebenarnya bermula dari ide Somodirdjo, seorang guru Standart School Muhammadiyah. Dalam usahanya untuk memajukan Muhammadiyah, ia menekankan bahwa perjuangan Muhammadiyah akan sangat terdorong dengan adanya peningkatan mutu ilmu pengetahuan yang diajarkan kepada para muridnya, baik dalam bidang spiritual, intelektual, maupun jasmaninya.


Gagasan Somodirdjo ini digulirkan dalam bentuk menambah pelajaran praktek kepada para muridnya, dan diwadahi dalam kegiatan bersama. Dengan bantuan Hadjid, seorang kepala guru agama di Standart School Muhammadiyah, maka pada tahun 1919 Somodirdjo berhasil mendirikan perkumpulan yang anggotanya terdiri dari para remaja putra-putri siswa Standart School Muhammadiyah. Perkumpulan tersebut diberi nama Siswa Praja (SP). Tujuan dibentuknya Siswa Praja adalah menanamkan rasa persatuan, memperbaiki akhlak, dan memperdalam agama.



Pada awalnya, SP mempunyai ranting-ranting di sekolah Muhammadiyah yang ada, yaitu di Suronatan, Karangkajen, Bausasran, dan Kotagede. Seminggu sekali anggota SP Pusat memberi tuntunan ke ranting-ranting. Setelah lima bulan berjalan, diadakan pemisahan antara anggota laki-laki dan perempuan dalam SP. Kegiatan SP Wanita dipusatkan di rumah Haji Irsyad (sekarang Musholla Aisyiyah Kauman). Kegiatan SP Wanita adalah pengajian, berpidato, jama'ah subuh, membunyikan kentongan untuk membangunkan umat Islam Kauman agar menjalankan kewajibannya yaitu shalat shubuh, mengadakan peringatan hari-hari besar Islam, dan kegiatan keputrian.


Perkembangan SP cukup pesat. Kegiatan-kegiatan yang dilakukannya mulai segmented dan terklasifikasi dengan baik. Kegiatan Thalabus Sa'adah diseleng-gerakan untuk anak-anak di atas umur 15 tahun. Aktivitas Tajmilul Akhlak diadakan untuk anak-anak berumur 10-15 tahun. Dirasatul Bannat diselenggarakan dalam bentuk pengajian sesudah Maghrib bagi anak-anak kecil. Jam'iatul Athfal dilaksanakan seminggu dua kali untuk anak-anak yang berumut 7-10 tahun. Sementara itu juga diselenggarakan tamasya ke luar kota setiap satu bulan sekali.


Kegiatan SP Wanita merupakan terobosan yang inovatif dalam melakukan emansipasi wanita di tengah kultur masyarakat feodal saat itu. Kultur patriarkhis saat itu benar-benar mendomestifikasi wanita dalam kegiatan-kegiatan rumah tangga. Para orang tua seringkali melarang anak perempuannya keluar rumah untuk aktifitas-aktifitas yang emansipatif. Namun dengan munculnya SP Wanita, kultur patriarkhis dan feodal tersebut bisa didobrak. Hadirnya SP Wanita sangat dirasakan manfaatnya, karena SP Wanita membekali wanita dan putri-putri Muhammadiyah dengan berbagai pengetahuan dan ketrampilan.


Pada tahun 1923, SP Wanita mulai diintegrasikan menjadi urusan Aisyiyah. Perkembangan selanjutnya, yaitu pada tahun 1924, SP Wanita telah mampu mendirikan Bustanul Athfal, yakni suatu gerakan untuk membina anak laki-laki dan perempuan yang berumur 4-5 tahun. Pelajaran pokok yang diberikan adalah dasar-dasar keislaman pada anak-anak. SP Wanita juga menerbitkan buku nyanyian berbahasa Jawa dengan nama Pujian Siswa Praja. Pada tahun 1926, kegiatan SP Wanita sudah menjangkau cabang-cabang di luar Yogyakarta.


Pada tahun 1929, Konggres Muhammadiyah yang ke-18 memutuskan bahwa semua cabang Muhammadiyah diharuskan mendirikan SP Wanita dengan sebutan Aisyiyah Urusan Siswa Praja. Pada tahun 1931 dalam Konggres Muhammadiyah ke-20 di Yogyakarta diputuskan semua nama gerakan dalam Muhammadiyah harus memakai bahasa Arab atau bahasa Indonesia, karena cabang-cabang Muham-madiyah di luar Jawa sudah banyak yang didirikan (saat itu Muhammadiyah telah mempunyai cabang kurang lebih 400 buah). Dengan adanya keputusan itu, maka nama Siswa Praja Wanita diganti menjadi Nasyi'atul Aisyiyah (NA) yang masih di bawah koordinasi Aisyiyah.



Tahun 1935 NA melaksanakan kegiatan yang semakin agresif menurut ukuran saat itu. Mereka menga-dakan shalat Jum'at bersama-sama, mengadakan tabligh ke berbagai daerah, dan kursus administrasi. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan aktifitas yang tidak wajar dilaksanakan oleh wanita pada saat itu.


Pada Konggres Muhammadiyah ke-26 tahun 1938 di Yogyakarta diputuskan bahwa Simbol Padi menjadi simbol NA, yang sekaligus juga menetapkan nyanyian Simbol Padi sebagai Mars NA. Perkembangan NA semakin pesat pada tahun 1939 dengan diseleng-garakannya Taman Aisyiyah yang mengakomodasikan potensi, minat, dan bakat putri-putri NA untuk dikem-bangkan. Selain itu, Taman Aisyiyah juga menghimpun lagu-lagu yang dikarang oleh komponis-komponis Muhammadiyah dan dibukukan dengan diberi nama Kumandang Nasyi'ah.


Pada masa sekitar revolusi, percaturan politik dunia


yang mempengaruhi Indonesia membawa akibat yang besar atas kehidupan masyarakat. Organisasi NA mengalami kemacetan. NA hampir tidak terdengar lagi perannya di tengah-tengah masyarakat. Baru setelah situasi mengijinkan, tahun 1950, Muhammadiyah mengadakan Muktamar untuk mendinamisasikan gerak dan langkahnya. Muktamar tersebut memutuskan bahwa Aisyiyah ditingkatkan menjadi otonom. NA dijadikan bagian yang diistimewakan dalam Aisyiyah, sehingga terbentuk Pimpinan Aisyiyah seksi NA di seluruh level pimpinan Aisyiyah. Dengan demikian, hal ini berarti NA berhak mengadakan konferensi tersendiri.


Pada Muktamar Muhammadiyah di Palembang tahun 1957, dari Muktamar Aisyiyah disampaikan sebuah prasaran untuk mengaktifkan anggota NA yang pokok isinya mengharapkan kepada Aisyiyah untuk memberi hak otonom kepada NA. Prasaran tersebut disampaikan oleh Baroroh. Selanjutnya pada Muktamar Muham-madiyah di Jakarta pada tahun 1962, NA diberi kesempatan untuk mengadakan musyawarah tersendiri. Kesempatan ini dipergunakan sebaik-baiknya oleh NA dengan menghasilkan rencana kerja yang tersistematis sebagai sebuah organisasi.


Pada sidang tanwir Muhammadiyah tahun 1963 diputuskan untuk memberi status otonom kepada NA. Di bawah kepemimpinan Majelis Bimbingan Pemuda, NA yang saat itu diketuai oleh Siti Karimah mulai mengadakan persiapan-persiapan untuk mengadakan musyawarahnya yang pertama di Bandung. Dengan didahului mengadakan konferensi di Solo, maka berhasillah NA dengan munasnya pada tahun 1965 bersama-sama dengan Muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah di Bandung. Dalam Munas yang pertama kali, tampaklah wajah-wajah baru dari 33 daerah dan 166 cabang dengan penuh semangat, akhirnya dengan secara organisatoris NA berhasil mendapatkan status yang baru sebagai organisasi otonom Muhammadiyah.




sumber : muhammadiyahjawatengah
read more

PM


Pemuda Muhammadiyah

Pemuda Muhammadiyah merupakan organisasi otonom Muhammadiyah yang bergerak dikalangan pemuda. Pemuda Muhammadiyah didirikan pada tanggal 26 Dhulhijjah 1350 Hijriyah bertepatan dengan tanggal 2 Mei 1932. Maksud dan tujuan Pemuda Muhammadiyah adalah menghimpun, membina dan menggerakkan potensi pemuda Islam demi terwujudnya kader persyarikatan, kader umat dan kader bangsa dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah. Ruang lingkup dan usaha gerakan Pemuda Muhammadiyah yaitu gerakan dakwah amar ma'ruf nahi munkar, gerakan keilmuan, gerakan sosial kemasyarakatan dan gerakan kewirausahaan. Anggota Pemuda Muhammadiyah adalah pemuda Islam, warga negara Indonesia yang berumur 18 - 40 tahun dan menyetujui anggaran dsar gerakan serta bersedia melaksanakan maksud dan tujuan gerakan. Motto perjuangan Pemuda Muhammadiyah adalah "FASTABIQUL KHAIRAT" yang artinya berlomba-lomba dalam kebajikan.


Susunan Personalia Pimpinan Harian Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah periode Muktamar XII


Ketua                                                           : Drs. Wahyudi, M. Ag


Sekretaris                                                     : Bisyron Muhtar, S. Ag


Bendahara                                                    : Rohmat Suprapto, S. Ag



Wakil Ketua Bidang Pengembangan Organisasi : Imam Santoso, M. Ag


         dan Sistem Infomasi Manajemen (I)


Wakil Ketua Bidang Hikmah dan Hubungan       : Naibul Umam ES, M. Si


         antar Lembaga (II)


Wakil Ketua Bidang Hukum, HAM dan Advokasi : Nur Fauzi, SH.I


         Publik (III)



Wakil Ketua Bidang Kader dan Pengembangan : Drs. Jumari Al-Ngluwari


         Sumber Daya Insani (IV)


Wakil Ketua Bidang Dakwah dan Pengkajian     : Drs. Nur Efendi


         Agama-Masyarakat (V)


Wakil Ketua Bidang KOKAM, SAR dan               : Muflichin


         Seni Budaya-Olahraga (VI)



Wakil Ketua Bidang Pemberdayaan Ekonomi,    : Drs. Asep Sutrisna


         Koperasi dan Kewirausahaan (VII)


Wakil Ketua Bidang Kesehatan dan Lingkungan : Katsir Santoso W, S. Pd


         Hidup (VIII)


Wakil Sekretaris I                                          : Drs. Suparno


Wakil Sekretaris II                                         : Edi Faisol, S. Ag



Wakil Sekretaris III                                        : Yusuf Mustofa, SH.A


Wakil Sekretaris IV                                         : Suyanto, S. Ag


Wakil Sekretaris V                                          : H. Yanuar Sasmita, S. Sos


Wakil Sekretaris VI                                         : Muhari, S. Pd


Wakil Sekretaris VII                                        : Bekti Suharto, SH, M. Hum



Wakil Sekretaris VIII                                       : M. Bilal SH.I


Wakil Bendahara I                                          : Drs. Muhammad Nasihin


Wakil Bendahara II                                         : Reza Kurniawan





sumber : muhammadiyahjawatengah
read more

IPM

Ikatan Pelajar Muhammadiyah


Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah Organisasi Otonom Muhammadiyah, merupakan gerakan Islam, dakwah amar makruf nahi munkar di kalangan pelajar, berakidah Islam dan bersumber pada Al-Qur‘an dan As-Sunnah. Lambang Ikatan Pelajar Muhammadiyah adalah segi lima berisi runcing di bawah yang merupakan deformasi bentuk pena dengan jalur besar tengah runcing di bawah berwarna kuning, diapit oleh dua jalur berwarna merah dan dua jalur berwarna hijau dengan matahari bersinar sebagai keluarga Muhammadiyah di mana tengah bulatan matahari terdapat gambar buku dan tulisan Al-Qur’an surat Al-Qolam ayat 1 dan tulisan IPM di bawah matahari.IPM bersemboyan NUUN WAL QOLAMI WAMAA YASTHURUUN yang berarti : Nuun, demi pena dan apa yang dituliskannya.
Maksud dan tujuan IPM adalah terbentuknya pelajar muslim yang berilmu, berakhlak mulia, dan terampil dalam rangka menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Sejak resmi didirikannya organisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah pada 5 Shafar 1381 H bertepatan dengan tanggal 18 Juli 1961 M di Surakarta pada momen Konferensi Pemuda Muhammadiyah, Pemuda Muhammadiyah di beberapa daerah di Jawa Tengah dengan cepat merespon salah satu hasil konferensi tersebut. Apalagi pendirian IPM di seluruh Indonesia tersebut diperkuat oleh instruksi Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah No. 4 Tahun 1962 tertanggal 4 Februari 1962 yang berisi instruksi kepada Pemuda Muhammadiyah Daerah se-Indonesia agar membentuk IPM di daerahnya masing-masing. Embrio berdirinya IPM di Jawa Tengah bermula dari didirikannya IPM di daerah Klaten, Surakarta dan Kabupaten Pekalongan. Tidak heran jika Musyawarah Daerah di Klaten telah mencapai Musyawarah Daerah ke XXI, Surakarta telah mencapai Musyawarah Daerah ke XX dan Kabupaten Pekalongan telah mencapai Musyawarah Daerah ke XIX, telah melebihi digit penyelenggaraan Musyawarah Wilayah dan Muktamar, yaitu XVIII dan XVI. Selanjutnya, pasca Musyawarah Nasional I Ikatan Pelajar Muhammadiyah tanggal 18-24 November 1966 di Jakarta, Musyawarah Wilayah I IPM Jawa Tengah dilaksanakan pada tanggal 26 Agustus 1967 di Kudus, yang salah satu hasilnya adalah menetapkan M. Soeratman sebagai sekretaris umum. Sejak saat itu, IPM di Jawa Tengah dapat eksis dan berkembang hingga kebeberapa daerah di Jawa Tengah.

Struktur Personalia Pimpinan Wilayah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Jawa Tengah Periode 2009-2011
Ketua Umum                            : Muhammad Dwi Fakhrudin
Ketua Bidang Organisasi            : Herdiyanto
Ketua Bidang Perkaderan           : Diah Pranitasari
Ketua Bidang KDI                      : Eko Mustofa Atmaji
Ketua Bidang PIP                      : Ali Khamdi
Ketua Bidang ASBO                   : Minten Ayu Larasati
Ketua Bidang Advokasi              : A. Abdul Wakhid Anwar
Ketua Bidang Ipmawati              : Umi Salamah
Sekretaris Umum                      : Asep Purwo Yudi Utomo
Sekretaris Bidang Organisasi      : Samsul Arifin
Sekretaris Bidang Perkaderan     : Gigih Setianto
Sekretaris Bidang KDI                : Novi Setiaji Panuntun
Sekretaris Bidang PIP                : Arum Dwi Hastutiningsih
Sekretaris Bidang ASBO             : Aminah
Sekretaris Bidang Advokasi        : Ahmad Fanani
Sekretaris Bidang Ipmawati        : Solekhati
Bendahara Umum                     : Rizqoniyah
Wakil Bendahara I                    : Fira Aditya Sabrina
Wakil Bendahara II                   : Kiki Ahmad Harmoko
Anggota Bidang Organisasi        : M. Sabardi
                                                Fitri Aningrum
Anggota Bidang Perkaderan       : Andi Prasetyo
                                                Daryanto
Anggota Bidang KDI                  : Mudiyanto
                                                Abdul Wahab
                                                Arif Rahman Hakim
Anggota Bidang PIP                  : Rohmad Safrudin
                                                Arrahman Syahadah
Anggota Bidang ASBO               : Latif
                                                Faizin
Anggota Bidang Advokasi          : Dede Dwi Kurniasih
                                                Basori
                                                Abdillah
Anggota Bidang Ipmawati          : Eko Kristanto

DATA PIMPINAN DAERAH, CABANG dan RANTING
PW IPM Jawa Tengah mempunyai 35 Pimpinan Daerah yang tersebar di seluruh Kota/Kabupaten di Jawa Tengah, 151 Pimpinan Cabang setingkat kecamatan dan 618 Pimpinan Ranting setingkat sekolah, desa/kelurahan, panti asuhan dan masjid/musholla. Jumlah anggota Ikatan Pelajar Muhammadiyah mencapai 152.645 orang, data tersebut belum termasuk data anggota yang berasal dari ranting desa/kelurahan, panti asuhan dan masjid/musholla.



PROGRAM KERJA
1.    Bidang Kepemimpinan.
Bidang ini diarahkan pada terciptanya kepemimpinan yang kuat (strong leadership) dan progresif menuju corak Gerakan Pelajar Kritis Progresif Transformatif. Hal tersebut meliputi pengelolaan, manajemen dan penataan mekanisme kepemimpinan di tingkat Pimpinan Wilayah.
a.    Mengawal visi dan orientasi gerakan.
b.    Membangun komunikasi antar pimpinan.
c.    Optimalisasi kinerja dan partisipasi pimpinan.
d.    Melakukan koordinasi dan kontrol terkait tugas, fungsi dan kinerja pimpinan.
e.    Pengembangan komunikasi eksternal.



2.    Bidang Administrasi dan Kesekretariatan.
Bidang ini diarahkan kepada terciptanya administrasi organisasi yang tertib, rapi, dan memudahkan proses organisasi. Selain itu,  perubahan nama dari IRM menjadi IPM akan menyebabkan perubahan sistem administrasi kesekretariatan. Program bidang ini adalah:
a.    Sosialisasi sistem administrasi IPM.
b.    Optimalisasi pelaksanaan sistem administrasi IPM.
c.    Optimalisasi pelaksanaan dan pemenuhan kebutuhan administrasi organisasi.


3.    Bidang Keuangan.
Bidang keuangan diarahkan pada optimalisasi penggalian, pengelolaan dan pemanfaatan dana organisasi, serta menumbuhkan semangat kekaryaan dan kewirausahaan dalam rangka kemandirian ikatan. Program bidang ini adalah:
a.    Pengembangan inovasi teknis penggalian dana dari berbagai sumber yang halal dan tidak mengikat, serta memperhatikan posisi IPM dengan pihak tersebut.
b.    Optimalisasi penggalian, pengelolaan, dan pemanfaatan dana organisasi.
c.    Menetapkan kebijakan besarnya Iuran Anggota (IA) dan Uang Pangkal (UP) dan mensosialisasikan kepada pimpinan di bawahnya.
d.    Pengembangan konsep administrasi keuangan dalam upaya mengoptimalkan pengelolaan dana rutin yang menopang pelaksanaan program.
e.    Pengembangan spirit kekaryaan dan kewirausahaan dengan inovasi lembaga/unit usaha sebagai penopang dana organisasi.



4.    Bidang Organisasi.
Bidang ini diarahkan pada penguatan organisasi (struktur, suprastruktur, dan infrastruktur) guna mewujudkan Gerakan Pelajar Kritis Progresif Transformatif. Program bidang ini adalah:
a.    Pemutakhiran data dan potensi organisasi.
b.    Pengelolaan Pimpinan Daerah sebagai upaya penguatan basis gerakan.
c.    Pelatihan Administrasi dan Organisasi.
d.    Pembuatan milis dan website PW IPM Jateng.
e.    Pembuatan buku panduan ranting IPM.



5.    Bidang Perkaderan.
Bidang ini diarahkan pada penguatan karakter kader ikatan dalam rangka menumbuhkembangkan semangat yang terorganisir serta jiwa militansi pada setiap kader. Selain itu, peningkatan skill, kapasitas dan kapabilitas kader juga perlu ditingkatkan dalam upaya mencerdaskan bangsa untuk Indonesia yang berkemajuan. Program bidang ini adalah:
a.    Pembuatan pedoman perkaderan IPM versi Jawa Tengah.
b.    Kajian Sistem Perkaderan IPM.
c.    Pelatihan Fasilitator dan Pendampingan.
d.    Pelatihan Kader Madya Taruna Melati III.



6.    Bidang Studi Dakwah Islam.
Bidang ini diarahkan pada penanaman nilai-nilai ajaran Islam secara kritis, sehingga dapat membangun identitas pelajar muslim yang memiliki spiritualitas bagus dan mengedepankan nilai-nilai moral. Program bidang ini adalah:
a.    Pembuatan buku panduan dakwah pelajar.
b.    Peer Education For Moslem Student (PEFMOS).
c.    Kajian Islam Intensif (KII).
d.    Dakwah media elektronik.
e.    Da’i Hijrah Ramadhan
f.    Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ)

7.    Bidang Pengkajian Ilmu Pengetahuan.
Bidang ini diarahkan pada terciptanya tradisi berpikir kritis, penguasaan ilmu pengetahuan teknologi di kalangan pelajar melalui pembudayaan tradisi membaca dan menulis sebagai wujud penajaman gerakan Iqra. Program bidang ini adalah:
a.    Workshop Bidang PIP.
b.    Science Motivation Training (SMT)
c.    Summer Camp.
d.    Penulisan essay wajib bagi personil PW IPM Jawa Tengah.



8.    Bidang Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga.
Bidang ini diarahkan pada massifikasi gerakan kritis melalui proses stimulasi kesadaran kritis pelajar dalam menanggapi hegemoni budaya kapitalis-industri yang berkembang sebagai dampak negatif dari globalisasi. Selain itu juga diarahkan untuk pengembangan minat dan bakat serta apresiasi seni dikalangan pelajar demi terbentuknya pelajar yang kritis dan kreatif. Program bidang ini adalah:
a.    Identifikasi potensi seni budaya IPM di daerah-daerah.
b.    Penerbitan Jurnal Orang Sastra Ikatan Pelajar Muhammadiyah (JOS IPM).
c.    Pekan Olahraga Seni Pelajar Muhammadiyah Jawa Tengah.


9.    Bidang Advokasi.
Bidang ini diarahkan pada penyadaran, pendampingan, dan pembelaan terhadap hak-hak pelajar. Pengembagan budaya kritis dikalangan pelajar merupakan embrio gerakan untuk memposisikan diri sebagai pelopor perubahan dengan mengedepankan program-program. Program bidang ini adalah:
a.    Intensifikasi kajian isu-isu sosial, politik, pendidikan dan kebijakan-kebijakan publik yang tidak berpihak pada pelajar.
b.    Pelatihan Advokasi Dini (PADI)
c.    Pelatihan Community Organizer.



10.    Bidang Ipmawati.
Bidang ini diarahkan pada optimalisasi peran kader putri IPM dalam beraktualisasi dengan mengembangkan isu-isu tentang keperempuanan, serta sebagai upaya untuk melakukan pemberdayaan perempuan. Program bidang ini adalah:
a.    Workshop bidang Ipmawati.
b.    Pendidikan Khusus Ipmawati (Diksusti)
c.    Pengkajian dan pengembangan isu-isu tentang keperempuanan.
d.    Meningkatkan kepedulian dan respon terhadap permasalahan pelajar putri, serta permasalahan perempuan pada umumnya.

AGENDA AKSI
Agenda aksi PW IPM Jawa Tengah adalah sebagai berikut:
1.    Peer Education For Moslem Adolescents (PEFMA).
2.    Pengajian Islam Rutin (PIR)
3.    Sekolah Kader
4.    Gerakan Iqra
5.    Gerakan Budaya Tanding
6.    Gerakan Kewirausahaan
7.    Gerakan Advokasi Pelajar (GAP).
8.    Eco School Programme (ESP).



Beberapa agenda aksi yang telah dilaksanakan antara lain:
1.    Peer Education For Moslem Student (PEFMOS).
Peer Education For Moslem Student (PEFMOS) merupakan proses yang dilakukan untuk membentuk pelajar muslim yang memiliki kesadaran, kecakapan, dan ketrampilan bertabligh sebagai bekal dakwah serta mempunyai wawasan dakwah yang luas dan mempunyai metode dakwah yang sesuai dengan Al Quran dan As-Sunnah. Proses tersebut diharapkan mampu melahirkan da’i-da’i dari kalangan pelajar yang mempunyai kecakapan, keterampilan dalam bertabligh, serta mampu menjadi fasilitator dalam upaya membentuk da’i-da’i pelajar di tataran pimpinan di bawahnya, yang mampu mengelola Pengajian Islam Rutin (PIR). Kegiatan ini juga dapat dikembangkan untuk menanamkan paradigma Islam Transformatif, sehingga IPM dapat membentengi akhlak dan moralitas dikalangan pelajar dari dampak negatif arus globalisasi.
PEFMOS kemudian berganti nama menjadi pelatihan da’i pelajar, tetapi dengan maksud dan tujuan yang sama, hanya saja untuk menunjukkan kesinambungan dari pelatihan da’i pelajar nasional. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 6-9 September 2009 di Pondok Pesantren Imam Syuhodo Kabupaten Sukoharjo.
2.    Pengajian Islam Rutin (PIR)
Pengajian Islam Rutin (PIR) merupakan kegiatan rutin tentang kajian ke-Islaman yang diadakan oleh Pimpinan Ranting IPM. Kegiatan ini diadakan sebagai penguatan nilai-nilai keIslaman yang berwawasan rahmatan lil alamin di kalangan pelajar. Kegiatan ini secara umum telah dilakukan di beberapa daerah, cabang, ranting, bahkan di tingkat wilayah. Namun, tolak ukur keberhasilan agenda aksi ini akan di ukur pada Konferensi Pimpinan Daerah (KONPIDA) PW IPM Jawa Tengah.
3.    Gerakan Iqra
Gerakan Iqra adalah gerakan membudayakan tradisi membaca dan menulis kepada kader Ikatan Pelajar Muhammadiyah di seluruh tingkatan. Agenda aksi ini telah dilaksanakan dengan cukup baik, diantaranya adalah penulisan essay wajib oleh personil pimpinan wilayah setiap bulannya, PW IPM Jawa Tengah mengelola tabloid cermin dan website milik PWM Jawa Tengah, maraknya bedah buku, terbentuknya karya dalam bentuk buletin, majalah atau tabloid di beberapa pimpinan di bawahnya, terkumpulnya karya-karya sastra oleh pimpinan wilayah.
4.    Gerakan Budaya Tanding
Gerakan budaya tanding belum sepenuhnya terlaksana dengan baik, namun beberapa hal telah dilaksanakan. Diantaranya adalah pembentukan komunitas orang sastra IPM, melakukan wisata budaya dan pariwisata potensi daerah, melakukan perubahan paradigma pada pimpinan di bawahnya, sehingga gerakan seni budaya IPM menjadi alternatif gerakan yang mampu menjawab kebutuhan, keinginan dan wadah ekspresi pelajar.
5.    Gerakan Advokasi Pelajar (GAP).
Gerakan advokasi pelajar sudah mulai digeliatkan mulai dari kegiatan pelatihan advokasi dini (PADI) yang dilaksanakan pada tanggal 9-12 Juli 2009 di Banyumas. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai proses pembentukan (konstruksi) metodologi berfikir kritis dan kemampuan analisis sebagai upaya pembentukan kader kritis yang bertindak berdasarkan nilai-nilai moral ikatan dalam rangka mendukung tujuan IPM dan Muhammadiyah. Wujud dari tindakan advokasi yang paling nyata adalah demonstrasi yang dilakukan PD.IPM Kendal pada saat pelantikan DPRD Kab. Kendal, yang menyuarakan alokasi anggaran pendidikan yang berbanding terbalik dengan anggaran fasilitas yang diterima anggota dewan.



Beberapa agenda aksi yang belum dilaksanakan antara lain:
1.    Sekolah Kader
Agenda aksi ini belum menjadi prioritas utama, yang menjadi prioritas utama adalah panduan sistem perkaderan IPM di sekolah karena hal tersebutlah yang dianggap penting dalam menata perkaderan IPM di sekolah. Panduan sistem perkaderan IPM di sekolah akan ditindaklanjuti oleh majelis pendidikan kader dan majelis dikdasmen PWM Jawa Tengah.
2.    Gerakan Kewirausahaan.
Agenda aksi ini belum dapat diwujudkan dalam bentuk kongkrit karena format konsep kewirausahaan IPM belum sepenuhnya terbentuk. Namun upaya dalam menumbuhkan spirit kewirausahaan telah digalakkan.
3.    Eco School Programme (ESP).
Agenda aksi ini belum dilaksanakan karena akan dikembangkan menjadi pelatihan community organizer oleh bidang advokasi PW IPM Jawa Tengah.



sumber : muhammadiyahjawatengah
read more

Mencari ilmu


Mencari ilmu





Cabang iman 17-20, disebutkan dalam bait syair:



وَاطْلُبْ لِعِلْمٍ ثُمَّ لَقِّـنْهُ الْوَرَى * عَظِّمْ كَلاَمَ الرَّبِّ وَاطْهُر تُعْصَمُ



Carilah ilmu, ajarkan kepada manusia; agungkanlah kalam Tuhanmu dan bersucilah, pasti engkau terjaga dari bencana.




Indeks

  1. Mencari ilmu

  2. Menyebarkan ilmu agama

  3. Mengagungkan dan menghormati al-Quran

  4. Bersuci




Mencari ilmu




Sabda Rasulullah saw riwayat dari Abdullah bin Mas'ud:




مَنْ تَعَلَّمَ بَابًا مِنَ الْعِلْمِ يَنْتَفِعُ بِهِ فِى آخِرَتِهِ وَدُنْيَاهُ كَانَ خَيْرًا لَهُ مِنْ عُمْرِ الدُّنْيَا سَبْعَةَ آلاَفِ سَنَةٍ صِيَامَ نَهَارِهَا وَقِيَامَ لَيَالِيْهَا مَقْبُوْلاً غَيْرَ مَرْدُوْدٍ



Barang siapa yang mempelajari satu bab dari ilmu yang dia dapat memperoleh manfaat dunia akhirat, maka hal itu lebih baik baginya dari pada umur dunia 70.000 tahun yang dipergunakan puasa pada siang hari dan salat pada malam hari dalam keadaan diterima, tidak ditolak.




Dari Mu'adz bin Jabal katanya: Rasulullah saw bersabda:




تَعَلَّمُوْا الْعِلْمَ فَاِنَّ تَعَلُّمَهُ ِللهِ حَسَنَةٌ وَدِرَاسَتَهُ تَسْبِيْحٌ وَالْبَحْثَ عَنْهُ جِهَادٌ وَطَلَبَهُ عِبَادَةٌ وَتَعْلِيْمَهُ صَدَقَةٌ وَبَذْلَهُ ِلاَهْلِهِ قُرْبَةٌ وَالْفِكْرَ فِى الْعِلْمِ يَعْدِلُ الصِّيَامَ وَمُذَاكَرَتَهُ تَعْدِلُ الْقِيَامَ



Pelajarilah ilmu, sebab mempelajari ilmu karena Allah adalah kebaikan, mendaras ilmu sama dengan bertasbih, membahas ilmu sama dengan berjuang, mencari ilmu adalah ibadah, mengajarkan ilmu adalah sedekah, memberikan ilmu kepada yang memerlukan adalah pendekatan diri kepada Allah, memikirkan ilmu sebanding dengan pahala puasa dan memusyawarahkan ilmu sebanding pahala salat malam.




Rasulullah saw bersabda:





اُطْلُبِ الْعِلْمَ وَلَوْ كَانَ بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ بَحْرٌ مِنَ النَّارِ



Tuntutlah ilmu, meskipun di antara kamu dan ilmu terbentang lautan api.




Sabda Rasulullah saw:




اُطْلُبِ الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلَى اللَّحْدِ




Tuntutlah ilmu sejak dari ayunan sampai ke liang lahat.




Mempelajari ilmu adalah wajib setiap saat dan keadaan. Sebagian dari para ulama salaf (ulama dahulu) berpendapat bahwa ilmu ada empat macam:




  1. Ilmu untuk membetulkan amalan agama.

  2. Ilmu kedokteran untuk menyehatkan badan.

  3. Ilmu falak untuk menentukan waktu salat.

  4. Ilmu nahwu untuk membetulkan bacaan.





Ilmu dapat dihasilkan dengan dua cara:




  • Usaha, yaitu ilmu yang dapat diperoleh dengan jalan belajar dan membaca secara terus menerus.

  • Mendengarkan, yaitu belajar dari para ulama dengan mendengarkan permasalahan agama dan dunia. Hal ini tidak dapat berhasil kecuali dengan mencintai para ulama, bergaul dengan mereka, menghadiri majlis-majlis taklim mereka dan meminta penjelasan dari mereka.




Orang yang menuntut ilmu wajib berniat dalam usaha menghasilkan ilmu tersebut:




  • mencari keridlaan Allah,

  • mencari kebahagiaan akhirat,

  • menghilangkan kebodohan dirinya dan semua orang yang bodoh,

  • menghidupkan agama,

  • mengabadikan agama dengan ilmu, dan

  • mensyukuri kenikmatan akal dan kesehatan badan




Ia tak boleh berniat agar manusia menghadap kepadanya, mencari kesenangan dunia dan kemuliaan di depan pejabat dsb.



Menyebarkan ilmu agama




Nabi Muhammad saw bersabda:




لِيُبَلِّغِ الشَّاهِدُ مِنْكُمُ الْغَائِبَ



Hendaklah orang yang hadir di antara kamu sekalian menyampaikan kepada orang yang tidak hadir.




Wajib bagi seseorang yang mendengarkan untuk menyampaikan segala sesuatu yang didengarkan kepada orang yang tidak hadir. Hadits ini ditujukan kepada para sahabat dan orang-orang sesudah mereka sampai hari kiamat. Jadi wajib bagi seseorang yang memiliki (ahli) ilmu untuk bertabligh. Setiap orang yang mengetahui satu masalah adalah ahli ilmu dalam masalah tersebut. Setiap orang awam yang mengetahui syarat salat, wajib mengajarkan kepada orang lain. Jika ia tidak mau mengajarkan, maka ia bersekutu dalam dosa dengan orang yang belum mengetahuinya.




Pada setiap masjid dan tempat wajib ada seorang ahli agama yang mengajar kepada manusia dan memberikan pemahaman kepada mereka mengenai masalah-masalah agama. Demikian juga halnya di setiap desa. Setiap ahli agama setelah selesai melaksanakan fardlu 'ain, yaitu mengajar di daerahnya sendiri, melakukan fardlu kifayah, yaitu keluar ke daerah yang berdekatan dengan daerahnya, untuk mengajarkan agama dan kewajiban syariat kepada penduduk desa tersebut. Ahli agama tersebut wajib membawa bekal untuk dimakan sendiri, dan tidak boleh ikut makan makanan orang yang diajar.




Jika sudah ada salah seorang yang menunaikan kewajiban ini, maka gugurlah dosa dari para ahli ilmu yang lain. Jika tidak ada sama sekali orang yang menunaikan kewajiban ini, maka dosanya akan menimpa semua orang. Orang yang alim berdosa karena keteledorannya tidak mau pergi ke daerah tersebut; sedangkan orang yang bodoh berdosa karena keteledorannya dalam meninggalkan menuntut ilmu. Ini adalah pendapat Syeikh Ahmad as-Suhaimi yang dinukil oleh Imam al-Ghozali.




Ada 3 tanda bagi orang alim yang ingin mencari kebahagiaan akhirat:




  1. Ia tidak mencari kesenangan dunia dengan ilmunya.

  2. Kesibukannya dalam ilmu dimaksudkan untuk mendapatkan kebahagiaan akhirat, sehingga ia memperhatikan ilmu yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki batin dan hatinya.

  3. Ia menyandarkan ilmunya pada taklid (mengikuti) kepada Pemilik Syariat, Nabi Muhammad saw, dalam ucapan dan perbuatannya.




Tanda orang yang tidak mencari kesenangan dunia dengan ilmunya ada lima:




  1. Ucapannya tidak menyalahi perbuatannya, sehingga ia menjadi orang yang pertama kali melakukan perintah dan meninggalkan larangan.

  2. Ia memperhatikan ilmu menurut kadar kemampuannya, dan senang kepada ketaatan serta menjauhi ilmu yang memperbanyak perdebatan.


  3. Ia menjauhi kemewahan dalam makanan, tempat tinggal, perkakas rumah tangga dan pakaian.

  4. Ia menahan diri dari mempergauli para pejabat, kecuali untuk memberi nasihat kepadanya atau untuk menolak kedlaliman, atau untuk memberikan pertolongan dalam hal yang diridlai oleh Allah Ta'ala.

  5. Ia tidak cepat-cepat memberikan fatwa kepada orang yang bertanya, tetapi mengatakan: "Tanyakan kepada orang yang ahli memberi fatwa!", karena kehati-hatiannya. Ia mencegah diri dari berijtihad dalam sesuatu masalah, jika masalah tersebut tidak jelas bagi dirinya. Bahkan ia mengatakan: "Saya tidak tahu!" apabila ijtihad tersebut tidak mudah baginya.



Mengagungkan dan menghormati al-Quran




Mengagungkan dan menghormati Al-Quran harus dilakukan dengan jalan:




  • Membacanya dalam keadaan suci.


  • Tidak menyentuhnya kecuali dalam keadaan suci.

  • Bersikat gigi pada waktu ingin membacanya.

  • Duduk dengan lurus dan tidak boleh bertelekan pada waktu membaca al-Quran selain dalam salat.

  • Memakai pakaian yang bagus, karena orang yang membaca al-Quran pada hakekatnya beraudiensi dengan Tuhannya.

  • Menghadap kiblat pada waktu membaca al-Quran.

  • Berkumur setiap kali berdahak.

  • Berhenti membaca al-Quran pada waktu menguap (angop = Jw).

  • Membaca al-Quran dengan serius (bersungguh-sungguh) dan tartil.

  • Membaca setiap huruf dengan benar.


  • Tidak meninggalkan al-Quran dalam keadaan terbuka pada waktu meletakkannya.

  • Tidak meletakkan sesuatu di atas al-Quran, sehingga mushaf al-Quran selamanya berada di atas segalanya.

  • Meletakkan mushaf Al-Quran di pangkuannya atau di atas sesuatu di mukanya dan jangan meletakkannya di atas lantai ketika membacanya.

  • Tidak menghapus tulisan al-Quran dengan ludah, tetapi harus dengan air.

  • Tidak mempergunakan mushaf yang telah rusak dan kertasnya telah rapuh, agar mushaf tetap utuh dan tidak menyia-nyiakannya.

  • Tidak membaca al-Quran di pasar, tempat keramaian, dan tempat pertemuan orang-orang bodoh.

  • Tidak membuang basuhan tulisan al-Quran untuk berobat di tempat sampah, tempat najis, atau tempat yang diinjak-injak, tetapi harus dibuang di tempat yang tidak diinjak oleh orang, atau menggali lubang di tempat yang suci dan menyiram badannya di lubang tersebut, lalu lubang tersebut ditutup kembali, atau menyiram badannya di sungai yang besar, sehingga airnya mengalir bercampur dengan air sungai.

  • Menyebut nama Allah (membaca basmalah) pada waktu menulis al-Quran atau meminum tulisan al-Quran dan mengagungkan niat dalam hal tersebut, karena Allah akan memberinya menurut kadar niatnya.



Bersuci




Dalam al-Quran surat al-Maidah ayat 6 Allah swt berfirman:




يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلاَةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُؤُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْا وَاِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى اَوْ عَلَى سَفَرٍ اَوْ جَاءَ اَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ اَوْ لاَمَسْتُمُ النِّسَآءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَآءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِنْهُ مَا يُرِيْدُ اللّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلكِنْ يُرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ




Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan salat, basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuhlah) kakimu sampai dengan mata kaki. Jika kamu junub, mandilah. Jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (WC) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia ingin membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.




Rasulullah saw bersabda:




اَلطُّهُوْرُ شَطْرُ الإِيْمَانِ



Bersuci itu separuh dari iman.




Menurut Syeikh Suhaimi hadits ini berarti bahwa berwudlu lahir batin dilihat dari pahalanya adalah separoh dari iman. Syeikh Hatim al-Asham berkata kepada 'Ashim bin Yusuf: "Apabila waktu salat telah datang, berwudlulah engkau dengan dua wudlu, yaitu wudlu lahir dan batin!" 'Ashim bin Yusuf berkata: "Bagaimana wudlu tersebut?" Syeikh Hatim al-Asham berkata: "Wudlu lahir sudah engkau ketahui. Sedangkan wudlu batin ialah dengan bertaubat, menyesali perbuatan dosa, meninggalkan perasaan dendam, menipu, keragu-raguan, kesombongan, dan meninggalkan kesenangan kepada penampilan dunia, pujian manusia, dan politik praktis.




Sahabat 'Umar bin Khattab berkata: "Wudlu yang bagus dapat menolak kejahatan syaithan dari Anda".





read more
 
Powered By Blogger | Portal Design By Vikas bhardwaj's Blog