![:)](http://www.myemoticons.com/images/work-school/school-studying/writing.gif)
![:)](http://www.myemoticons.com/images/work-school/school-studying/writing.gif)
![:)](http://www.myemoticons.com/images/work-school/school-studying/writing.gif)
![:)](http://www.myemoticons.com/images/work-school/school-studying/writing.gif)
![:)](http://www.myemoticons.com/images/work-school/school-studying/writing.gif)
![:)](http://www.myemoticons.com/images/work-school/school-studying/writing.gif)
![:)](http://www.myemoticons.com/images/work-school/school-studying/writing.gif)
![:)](http://www.myemoticons.com/images/work-school/school-studying/writing.gif)
Tuhan vs Iptek
Pernahkan Anda membaca pertentangan seperti yang ada pada judul di atas. Coba buka http://tempointeraktif.com/hg/iptek/2010/06/07/brk,20100607-253125,id.html?page=3 . Lihat pada bagian komentar. Kadang saya merasa geli membaca pertentangan-pertentangan seperti ini.
Coba kita baca mengenai kisah penciptaan. Untuk Anda yang beragama Kristen bisa membaca Kitab Kejadian. Dikisahkan bahwa Dunia dan isinya ini diciptakan hanya dalam enam hari. Tuhan hanya butuh satu hari untuk menciptakan manusia.
Bagi iptek ini merupakan sebuah kemustahilan. Bagaimana mungkin manusia diciptakan hanya dalam satu hari. Bayi saja harus diproses selama sembilan bulan sepuluh hari. (Maaf ini bahasa orang produksi.) Jadi bagi iptek, kata Kitab Suci itu mustahil.
Kalangan “agamawan” akan menjawab bahwa hal tersebut bisa terjadi karena Tuhan Maha Kuasa. Nah selesai kan. Tapi bagi penganut “iptek” jawaban seperti itu belum selesai. Lalu bagaimana dengan fosil-fosil yang telah ditemukan. Dalam Kitab Suci tidak dibicarakan makhluk seperti itu. Nah buntu. Kalangan “agamawan” tidak mampu menjawab.
Kalau begitu dalil agama tidak lebih kuat dari dalil iptek, dan juga sebaliknya. Lalu solusinya bagaimana. Hukum matematika mengatakan hubungan dua persamaan adalah setara atau tidak setara. Penjelasan sebelumnya membuktikan kegagalan asumsi bahwa “iptek dan agama tidak sejalan.” Kalau begitu “iptek dan agama sejalan.”
Albert Einstein mengatakan, “Agama tanpa ilmu pengetahuan akan pincang . Ilmu pengetahuan tanpa agama akan buta.” Nah Einstein telah memberikan solusi. Kita tinggal mencari buktinya.
Kitab Kejadian mengatakan bahwa Tuhan hanya butuh satu hari untuk menciptakan manusia. Dan enam hari untuk menciptakan seluruh isi jagad raya ini. Ilmu pengetahuan memberi perkiraan bahwa usia manusia modern (homo sapiens) adalah satu juta tahun. Namun sebelumnya ada manusia-manusia lain, yaitu “manusia (yang tercatat dalam) sejarah” dan “manusia pra sejarah.” Nah dengan data yang lebih lengkap maka bisa diketahui sebenarnya yang disebut “satu hari” oleh Tuhan dalam Kitab Suci itu berada pada kisaran berapa juta/milyar tahun.
Dalam Kitab Suci juga disebut bagaimana Israel (bukan Israel yang menindas Palestina) keluar dari tanah penindasan menuju tanah terjanji melewati sungai yang tiba-tiba surut. Lalu kita hubungkan dengan kesaksian orang-orang Meulaboh beberapa saat setelah gempa dan sebelum tsunami. Laut tiba-tiba surut sekian ratus meter ke arah laut. Nah kan menjadi lebih jelas bahwa mukjizat Tuhan kadang tetap mengikuti hukum sebab-akibat.
Di kalangan ilmuwan ada dua diantara beberapa hal yang sulit dipecahkan. Pertama, mengenai terjadinya kehidupan. Ilmuwan mungkin bisa membuat banyak teori. Beberapa teori bisa di wujudkan. Misalnya teori biokimia, mengenai peran petir dalam penyusunan protein dari unsur-unsur alami. Mungkin juga ilmuwan bisa membuat teori bagaimana protein bisa disusun secara alami menjadi DNA. Namun ilmuwan belum bisa membuat teori (apa lagi membuktikannya dalam sekala laborat) bagaimana DNA bisa menjadi virus. (Virus adalah kumpulan DNA dan elemen lain yang mampu menjadi organisme yang hidup – lebih sederhana dari sel.)
Hal yang lain adalah ukuran jagad raya. Mungkin para astronom bisa menyebut bahwa tepi jagad raya yang terukur saat ini adalah sekian milyar tahun cahaya. Namun pengukuran ini kemungkinan akan berubah seiring dengan penemuan teknologi teropong bintang yang lebih canggih lagi. Jadi jika ditanya berapa jarak tepi jagad raya dari bumi, ya tergantung kapan pertanyaan itu dilontarkan. Temuan saat ini pasti berbeda dengan temuan dua puluh tahun lagi.
Nah pada saat-saat seperti inilah para ilmuwan akan mengatakan bahwa Tuhan berkarya dalam peristiwa-peristiwa tersebut.
Jadi apakah Tuhan dan iptek harus dipertentangkan. Tidak. Keduanya justru saling mendukung.
Sumber : www.wikimu.com